Rabu, 01 September 2010

bingung mau nulis apa,baca cerita ini aja deh.
Karya : Atthiyah
When You Start
Bila aku bukan orang pertama bukan berarti aku orang kesekian kalinya untuk bisa menjadikan semuanya begitu berarti dalam hidupku. Aku takut untuk mengakhiri semuanya tapi aku sangat yakin bila aku harus melakukan nya demi DIA !
Aku tahu sedikit. Tidak. Mungkin sedikit banyak hingga bisa membuat kepalaku berputar dan perutkku mual. Aku kadang bingung untuk merangkaikan pilihan kata terbaik untuk menyatakan bahwa semuanya menarik. Well, pada dirinya ada aura ‘berbeda’ memang ! dan itu hanya pada dirinya. Dan aku hanya akan menutup mulut rapat – rapat dan mengurut dada meringis sakit hati karena iri padanya.“BAD !!! HEY BAD !!!”  ugh,.. lagi – lagi Troy ! laki – laki yang satu ini memang bisa membuatku kesal bukan main.  Dia anak seorang professor. Begitu saja katanya tidak ada penjelasan lebih jauh akan hal itu. Karena dia selalu bisa mengalihkan pembicaraan bila ada yang menanyakan akan keluarganya termasuk pekerjaan ayahnya. “Troy ! please, Bethrew ! not ‘BAD’  okay !” jelasku. Dan ku rasa ini sudah keseribu kalinya aku mengingatkannya. Dan hanya ada senyuman bahagia bertengger di lekungan bibirnya yang membuatku jijik.“Ooohhh come on ! Bad.. hahahaahaha”  aku melirik kesal terhadap kelakuannya. “Sudahlah namamu kan ‘bethrew’ tidak salahkan bila aku memanggilmu ‘BAD’ ? buatku dalam konsonan dan pengucapannya sama untuk mencapai kata ‘bet’ !”Aku menaikkan sebelah alisku “Tapi kau memanggilku dengan sebutan yang memberikan ku sebuah kesan bahwa aku terlalu buruk ! apa aku memang buruk dimatamu ?”“Not bad. Hahahahaha” sudahlah !  aku berjalan meninggalkannya 3 langkah dibelakang sebelum akhirnya dia menyusulku.                 Hal yang biasa ku lakukan sebelum pelajaran dimulai ialah mengunyah permen karet. Buatkku itulah teman yang bisa menetralisir kejenuhanku. Hanya untuk mengabaikan waktu sebentar untuk bertemu Mr.holley tidak ada salahnya. Aku membuka buku pelajaran biology yang tebalnya setebal paha ku. Hahaha, kadang aku tertawa kecil untuk itu. Menjadi anak SMU yang dipaksa sungguh menjemukkan  ! tapi mau bagaimana lagi ini sudah perjanjiannya.. ini sudah termasuk kedalam pasalnya…………..Mr. Holley akhirnya muncul pintu kelas tepat saat bel masuk terdengar seperti anak bayi yang merengek minta susu ditelingaku. Ia sangat tepat waktu. Disiplin. Meski itu terdengar terlalu memaksa dan formal sekali untukku yang tidak pernah bisa mewujudkan kata ‘disiplin’ itu dengan baik dalam keseharianku. Pelajaran dimulai. Setelah permen karet yang sudah kukunyah itu kubuang keluar jendela. Dan selanjutnya  aku hanya bisa diam berusaha menikmati waktu 3 jam bersamanya. Terdengar seperti  ‘live concert with mr.Holley’ saja !Sudah 2 bulan, semenjak kematian sepupuku ‘Forl’  akhirnya aku yang harus meneruskan semuanya. Semua yang sudah keluarga Forl bangun. Kabar Kematian ‘Forl’ langsung membuatku terkejut begitu mendengar kabarnya lewat fax. Sayang, paman bibi Forl juga stein ! mereka benar – benar manusia – manusia yang tingkat kesetiannya tinggi. Ku berikan 2 jempol ke atas untuk itu.  Dan ku rasa mereka harus melihat ini. Melihat apa yang sedang ku lakukan dan kurencanakan untuk melanjutkan kehebohan yang pernah keluarga mereka cetak di seluruh surat kabar. Aneh, bukankah lebih cocok untuk masuk rekor dunia?Bukan lagi keberanian Forl untuk memberikan kesempatan otaknya terisi oleh satu peluru yang bersarang saat kematiannya diantara banyak manusia. Sungguh tak bisa kubayangkan bagaimana hal itu akan terjadi. Pasti seperti film – film Hollywood yang ratingnya sangat tinggi. Tapi sampai hari ini pun aku tidak bisa melupakan Forl yang memang terlihat cool dan sosok laki – laki yang anggun dimataku. Sayang, sialnya sampai detik ini pun aku tidak bisa meniru bahkan mencontek dari dirinya yang terkesan misterius itu.  Aku iri untuk bisa menjadi seperti itu apalagi tuan gusgofa yang sudah memberikan kepercayaan penuh kepadaku yang sudah ku terima dengan kertas – kertas yang harus ku tanda tangani juga  sumpah – sumpah yang keluar dari mulutku dan pasal – pasal atau bisa dibilang aturan – aturan yang sudah mengikatku.Ini sebagai bentuk terima kasihku kepada keluarga Forl. Terutama paman yang sudah mengajariku beberapa hal tentang keberanian untuk memulai dan kemudian mengakhiri nya dengan baik. Hingga aku rela terbang jauh dan menempuh waktu 4 jam setelah menerima fax kabar kematian itu. Kemudian menjalankan apa yang pernah mereka mulai sebagai bentuk ‘eksistensi’ antar beberapa kubu yang saling ingin menghabisi.  Bukan hanya hal itu saja sebenarnya, tetapi ada hal lain.  Aku ingin melarikan diri dari kota kelahiranku dan memulai segala nya disini. Yah, yang bisa kukatakan hanya ada satu hal. Aku ini seorang ‘tangan panjang’ tapi aku bukan seseorang yang memiliki penyakit ‘clepto’.  Aku mencuri semata – mata hanya karena aku membutuhkannya. Lagi pula aku ini seorang laki – laki yang sangat friendly. Jadi apapun itu siapa pun itu aku akan jadi temanku. “Baiklah, pelajaran sampai disini !” Mr. Holley mengakhiri pelajaran. Dan anehnya semua perkataannya sepertinya tepat waktu sekali ! tepat dengan bel pertanda berakhirnya jam. menggelikan.Aku membuka tas ku mencari iPod ku dan kemudian dengan volume full aku menyumpal telingaku dengan head set. Aku berjalan keluar kelas. Dan entah setiap berjalan saat pergantian jam pelajaran,istirahat bahkan pulang pun semua mata para gadis melihatku dan tersenyum menggelikan sekaligus menjijikkan. Ugh ! apakah semua gadis di sekolah terekemuka seperti ‘ST. LOYALTY’ (yah begitulah aku menyebutnya) ini sama !.baru sebulan aku disini…  tapi entahlah yang bisa kulakukan hanya membalas senyum mereka yang kadang mendapat respon berlebihan hingga ada yang mengajakku berkencan ! PARAH ! tidak tahukah mereka seberapa bahaya nya diriku.“Agh !” aku menoleh kesal kebelakang  dengan tangan kanan memegang kepalaku yang sakit karena ada sesuatu yang keras sengaja dilemparkan ke kepalaku. Aku melepaskan head set ditelingaku.“BAD !!” dari kejauhan aku melihat Troy dengan topi putih yang sudah terlihat krem nya itu melambai – lambaikan tangan kepadaku. Sialan  ! dia tersangka utama nya.“Ada apa ?” tanyaku ketus.“Calm down Bad ! aku ingin mengajakmu ikut pesta dansa nanti malam. Bagaimana ?”“Tidak terima kasih” tolakku mentah – mentah“Ayolah kawan, kau anak baru disini. Bantu aku untuk mendapat makan siang gratis dari Sophia karena berhasil mengajakkmu ikut untuk pesta nanti malam”Mendengar nama ‘Sophia’ aku langsung mual ! dia termasuk sederet nama gadis disekolah ini yang berani mengajakku berkencan.tapi ia gadis yang terlalu antusias sekali. “Aku memang anak baru tapi kau salah bila menganggap ku berada satu kasta di bawahmu !!”  ujarku dengan tegas. Mataku menyipit menatap mata nya yang biru.“Baiklah, aku tidak akan memaksamu, “ jawabnya dengan nada penuh ke khawatiran  bercampur rasa kecewa “Jujur ! aku ingin belajar darimu soal sifat friendly mu itu dan juga-termasuk mata horror mu itu”“Hahaha kau lucu Troy ! well, aku lelah. Aku ingin pulang dan tidur siang secepatnya !” “Bukankah masih ada 2 pelajaran terakhir ?” “Katakan saja aku butuh istirahat.”“Kalau kau mengingkan ku mengatakannya sebagai bentuk izin. Aku rasa semua itu ada syaratnya Bad !”Aku mengangkat alis ku “Maksudmu ?”“Ya, jika kau menginginkan aku mengijinkanmu. Maka kau perlu memenuhi syarat kawan !bukan hal yang sulit untukmu kok ! jika tidak mau aku bisa mengadukanmu”Aku berusaha membaca sedikit tarikkan dibibirnya. Dan aku mulai menangkap sesuatu yang dari tadi ia tujukan padaku  “Kau licik sekali ! baiklah ! akan ku pikirkan !” jawabku kesal“Kalau begitu aku juga akan berfikir untuk mengijinkanmu !” senyumnya tersungging nakal“Baiklah ! aku datang !!” jawabku putus asa akhirnya.  Aku pergi meninggalkannya menuju tempat parkir dan menaiki ‘ford silver’ku dan melaju di tengah ramainya ibu kota. Sejenak aku berpikir untuk mencari siapa sebenarnya ‘kelinci’ itu. Karena aku yakin mr.Gusgofa menyekolahkanku di sekolah itu bukan karena ada maksud lain, hanya ada 2 kemungkinan yang bisa ku tafsir dari itu. Yang pertama, mr gusgofa ingin menyelamatkanku sejenak dari komplotan pembunuh – pembunuh lainnya. Dan yang kedua, BATTLE !! yah mungkin saja ia ingin langsung mengadu ku dengan si ‘kelinci’ ini. Setelah ku pikir – pikir ternyata pada intinya aku harus dan pasti akan berhadapan dengan si ‘kelinci’ ini !Aku menaiki tangga apartemen hingga kelantai 3. Begitu aku masuk kedalam apartemenku aku langsung melempar task u dan membuang badan ku bebas ke sofa. Aku merilekskan semua otot – otot  ku.  Baru ku sadari apartemen ini juga pemberian dari mr. gusgofa. Kalau dibilang ini sebuah apartemen yang tidak begitu mewah tapi juga tidak murahan. Maksudku tidak kumuh. Terlihat sedikit berkelas, yah sedikit hanya itu. Mataku terus menerawang ke langit – langit hingga akhirnya aku terhanyut kedalam dunia mimpi.                Tepat jam delapan malam aku harus mengakhiri mimpi – mimpi ku karena hand phone yang berdering terus. Kulirik layarnya ‘Troyler’. Sialan ! pasti dia ingin menagih janjiku untuk malam ini. Jari jempol ku langsung menekan tombol hijau di keypade. Satu tangannya lagi memijat – mijat leher ku yang kejang dan efek sampingnya kepalaku berputar – putar.“Bad ! kutunggu kau lima belas menit !”“Hal-“ bagus ! belum sempat aku bicara dia sudah mengakhirinya. Dengan bermalas – malas untuk beranjak aku berjalan menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi putihku yang berjejer rapih ini.Tidak membuang waktu yang cukup lama aku sudah siap dan mengemudi mobilku menuju sekolah. Sesampai disana aku melihat mobil – mobil mewah berjejer rapih dan manusia – manusia dengan pakaian elithnya itu menyebar keseluruh penjuru sekolah. Entahlah apa yang mereka lakukan yang jelas pesta dimulai di tengah lapangan yang sudah di sulap dengan beberapa dekor khusus dan… yah ! aku tak mengerti tentang semua itu. Buatku pesta ini menjenuhkan !James, dan kawan – kawan nya beberapa kali mengajakku untuk mencari pasangan untuk berdansa. Tapi sungguh aku tidak suka akan hal itu. aku menolak ajakkannya mentah – mentah. Karena buatku ada satu waktu dimana aku merasa jenuh dan tidak ingin bergabung ke dalam keramaian.“Bethrew, sudah ada pasangan untuk dansa nanti ? pesta nya akan dimulai lima belas menit lagi” Feiylan gadis jepang dari belakang menepuk pundakku. Gadis dengan bibir yang kecil dan mata nya yang sipit itu terlihat seperti dandanan seorang GEISHA malam ini. Padahal ia tampak lebih cantik dalam kesehariannya. “Oh,tidak . aku tidak berminat akan hal itu.” jawabku dingin. Berusaha memilih pilihan kata yang baik untuk menolak ajakkannya berdansa nanti.Bibirnya pun langsung melengkung ke bawah. Pipinya tertarik dengan keningnya yang terangkat. Aku tahu ia sedang kecewa. “Well, akan ku cari yang lain saja” katanya datar lalu pergi meninggalkanku. Aku berdiri tenang saat hand phone dalam kantong celana ku bergetar.  Saat ku periksa ternyata sebuah sms dari nomor yang sama sekali tidak ku kenal.  Aku rasa sms ini dari ‘BLACK FOOTSTEP’ karena isi sms nya tentang sebuah tugas. Tugas yang harus ku jalani atau aku yang akan mati. Yah begitu kiranya,  ‘DIMANA PUN KAU BERADA, HABISI KELINCIMU!!!’Itulah kata – kata terakhir yang tertera di akhir kalimat yang panjang. Mau bagaimana lagi mangsa ku bukan berada di pesta ‘GILA’ ini. Ia berada di satu tempat yang penuh dengan manusia – manusia kaya. Brody coockey, Ia adalah seorang BANKER ternama di kota ini. Tanpa ada gerakkan lamban sedikit pun aku langsung bergegas mencari mobilku di parkiran,masuk ke dalamnya dan menginjak pedal gas sedalam mungkin. Aku juga tidak menghiraukan Troyler dan Sophia yang kulihat dari kaca spion mereka berdua seperti sedang memanggil – manggil nama ku dan melambai – lambaikan tangan mereka penuh kekecewaan. Sedikit hiburan jika membayangkan besok Troyler akan memakiku karena menghilangkan jatah gratis makan siangnya.Kini aku sudah berdiri di depan receptionist hotel berbintang lima yang termewah dan termegah di kota ini, dengan acting seseorang yang seperti dari perjalanan jauh aku memesan kamar tepat disebelah mangsa ku hanya untuk semalam. Awalnya cukup sulit. Tapi tepat jam 12 malam akhirnya aku menamatkan riwayatnya ! suatu kebanggaan saat aku memotong lidahnya, mencukur rambutnya sampai habis, memecahkan kedua bola matanya, hingga merobek dan mengeluarkan isi perutnya. Ia juga sempat menggores dadaku dengan pecahan lampu tidur. Cukup dalam hingga mengalirkan darahku cukup banyak. Tapi….Semuanya ku lakukan tanpa meninggalkan jejak sedikit pun karena semua nya (potongan tubuhnya)telah ku masukkan kedalam sebuah kardus dan membungkusnya layaknya seperti sebuah kiriman khusus di tempat tidur kamar hotelnya. Dan tak lupa aku menuliskan sebuah pesan yang kutujukan untuk pegawai hotel agar mengirimkannya ke alamat yang kutulis. Alamat rumah anak dan istrinya ! KEMATIAN BROODY COOCKEY. TUBUHNYA DI PAKETKAN DALAM BEBERAPA BAGIAN!MENARIK ! aku melipat Koran pagi ini dengan senyum geli. Entah kenapa mungkin bahasa Koran pagi ini saja begitu lucu buatku. Tidak bisa kubayangkan bagaimana anak dan istri nya histeris bahkan mungkin sampai pingsan. Sudahlah, semuanya tidak begitu penting buatku. Karena semua yang terpenting sudah lewat semalam. Buatku yang terpenting hanyalah ‘tugas’. Meskipun aku tidak tahu apa tujuannya. Tapi aku mulai sedikit terbiasa dan menikmati kehidupanku. Dengan langkah sedikit berjinjit aku berjalan menuju mobilku dan menuju ke sekolah.  Sesampai disekolah tepatnya didepan kelas Troy berdiri berkacak pinggang dan memelototiku. Aku hanya menatapnya tanpa ekspresi sedikit pun“Kau merusak jatah makan siangku” katanya geram“Hanya makan siang. Bukan hal yang bisa membuat dunia kiamat bukan ?” kataku datar. Aku melihat keningnya berkerut menyatukan kedua alisnya. “Kalau kau mau aku yang akan memberikanmu makan siang.” Kataku tanpa memandangnya lalu terus berjalan meninggalkannya. Misi selanjutnya adalah membunuh Marteen ! tidak ku sangka dia ‘kelinciku’. Padahal dimataku ia biasa saja tidak ada satu gerak – gerik pun yang bisa ku baca dan membuatku kecurigaanku timbul darinya. Ia hanyalah laki – laki seumuranku yang berdarah campuran amerika dan Thailand. Rambutnya merah jagung tapi matanya sipit. Awalnya aku tidak tahu siapa dia sebenarnya sebelum ia memulai satu perkara untuk menghabisiku di saat aku lengah. Ia berencana menusukkan pisau belatinya ke jantungku di saat aku sedang mengganti baju seragam olah raga seusai pelajaran  meletihkan itu. bukan hal yang sulit untung menghabisi kelinci yang cukup amatir itu. biar ku tafsir,sepertinya ia terlalu terburu – buru. Maklumlah AMATIR.  Aku meninggalkan tubuhnya di dalam kamar ganti. Dengan posisi telentang di lantai. Aku tidak membunuhnya secara antusias. Karena dia bukan ‘kelinci’ ku  yang sesungguhnya. Jadi aku hanya mematahkan lehernya juga sedikit membenturkan kepalanya hingga terasa tenggkorak kepalanya begitu lunak dibagian dahi.Seminggu kemudian setelah kehebohan terjadi di kamar ganti. Aku menyadari sesuatu..Mungkin aku tidak bisa bersikap terlalu was – was meskipun sms peringatan untuk selalu ber was – was itu selalu ada di hari – hariku. Sebenarnya aku tidak begitu banyak memiliki teman disekolah ini meskipun tidak terlalu sulit buatku mendekati mereka dan besok nya aku akan hang out bersama. Tapi yah tetap tapi, tidak semua dari mereka bisa kudekati dengan mudah. Hanya beberapa saja. Dan sisanya,maksudku sebagian besarnya akan berlagak cool dan calm. Dimataku mereka terlalu berlagak.“Josh,Shenia,Kristen,Robert,Coal,bla…bla…..bla….bla…” aku memutar kedua bola mataku. Menyebutkan satu persatu nama – nama manusia asing dengan ekspresi datar. Mereka tidak sedikit !          Mereka sama sekali tidak berinteraksi satu sama lain. Apalagi dengan semua mahluk disekolah ini ? tidak bisa kubayangkan !“Saudara Bethrew !” aku menoleh. Baru ku sadari aku sedang berdiri di depan pintu kantor kepala sekolah. Posisiku juga seperti mengganggu si ‘botak’ ini. Aku menyenderkan badanku dan tanganku ku tumpangkan di depan dada. aku melipatnya.“Ups, sorry sir !” Aku langsung merubah posisiku. Mempersilahkannya jalan. “Huh,sudahlah tidak apa. aku juga sudah mulai tidak bersemangat untuk bermarah – marah dan menasihati kalian semenjak 5 kejadian mengerikan belakangan ini !” katanya dengan wajah penuh murung “Oh,sebentar lagi aku akan pensiun!” ia memukul keningnya sendiri.“Kejadian ? 5 ?” kataku sambil menyangkut pautkan kejadian seminggu yang lalu. Lalu mengyritkan keningku.berpikir ulang “Bukankah hanya satu kejadian sir ?” tanyaku. Sambil memperhatikan kerut – kerut diwajahnya baru ku sadari kerutannya kini bertambah juga kantung mata nya itu. ia seperti kurang tidur.“Yah,sebelum kau berada disini semuanya sudah sering terjadi. Yah semua proses bunuh diri atau kecelakaan itu.” ia merenung sejenak. Perkataannya membuatku langsung menelan ludah dan berpikir panjang…“Hey saudara Bethrew. Kau tidak akan melakukan hal bodoh hingga mati dengan mengenaskan bukan ? tolonglah,,aku bersumpah akan mengundurkan diri dari sekolah ini bila ada satu kejadian lagi !!!”aku hanya bisa berdiri terpaku seperti patung marmer yang dipahat. Tanganku tiba – tiba saja dingin dan berkeringat. Aku menarik nafas dalam – dalam  “Menarik ! akan menjadi hal fantastis di dalam hidupku hehe” kataku melawan rasa gemetar dalam diriku yang berusaha memberontak. Semenjak pembicaraan singkat dan curhat colongan kepala sekolah ‘si botak’ itu kadang aku berpikir untuk tidak meremehkan sesuatu. Menjadi lebih protektif terhadap keadaan setidaknya lebih baik dari pada waspada. Aku berjalan dengan pikiran kosong menuju kantin sekolah untuk membeli secangkir kopi atau apalah untuk menenangkan pikiranku. Menatap semua mata manusia yang memandangku tanpa memasang ekspresi apapun. Aku seperti artis yang sedang tidak laku – lakunya atau artis Koran jadul yang sama sekali tidak ada di edarkan di ibu kota. Penggambarannya seperti itu.BRUKKKKK…..“Ugh !” aku mencoba menarik nafas, dadaku terasa nyeri. Sesuatu yang keras membentur dadaku.tepat di luka dadaku yang masih sedikit basah.dibalik kemeja yang kukenakan.“Ohh”suara itu terdengar merintih kesakitan,kecewa,ketakutan tapi juga khawatir. “I am sorry..”Tiba – tiba saja tawa menggeledar seperti menertawakan sebuah adegan lucu dari apa yang ku alami ini. Aku mengyritkan dahiku,Seorang gadis berambut panjang berwarna perunggu sebahu dan dengan penampilan casual nya mengelus – ngelus keningnya. Aku belum pernah melihat dia sebelumnya, ia begitu sangat – sangat asing kali ini. Aku  tidak menjawab pertanyaannya aku hanya menatapnya geram. Karena dadaku seperti ingin meledak sekarang. Berdenyut – denyut hingga aku sulit untuk bernafas.“Se-se-kali la-gi maaf -kan ak-ku” jawabnya terbata – bata kemudian berjalan cepat anehnya ia terus menunduk seolah – olah ada hal yang membuatnya tidak mau mengangkat kepalanya.Aku berlenggang dengan santai sesekali tanganku memegang dadaku menahan kesakitan. Juga memikirkan siapa gadis penunduk saat berjalan itu. “Teman sekelas kita. Dia anak baru Bethrew, namanya Hifi. Ia sedikit….pemalu !” suara Sophia terdengar dari belakangku.. Aku tidak ingin menoleh untuk melihat dandanan berlebihannya kali ini. Ia cantik, kaya semua ia usahakan terpancar dari penampilannya. Dengan pelan ia menepuk pundakku aku meraih tangannya dan melepaskanya dari pundakku. Aku berjalan meninggalkannya baru lima langkah ia berkata pelan “Jika kau memang friendly sekali seperti yang dikatakan Troy….” Aku berusaha mendengarnya lebih detail diantara hiruk pikuk dan suara sound system yang menggema menyampaikan pengumuman itu “Setidaknya ijinkan aku menjadi temanmu………..” katanya. Ada beberapa kalimat lagi yang ia katakan tapi aku tidak bisa mendengarnya. Suara itu tertutupi oleh teriakan James dan teman – temannya  yang sedang membagikan seleberan untuk memilihnya sebagai ketua osis tahun ini.***Hand phone ku bergetar saat meneguk segelas cappuccino hangat yang ku pesan lima menit lalu. Nyatanya pikiranku juga tidak tenang setelah kawanan James kembali mempromosikan diri di kantin saat ini. “Bethrew ?”  suara berat terdengar dari seberang sana. Tanpa penafsiran lama dalam sedetik aku langsung tahu siapa itu.“Mr. Pound !” mataku melotot. Badanku langsung gemetar tanganku terasa dingin dan punggungku seperti mengeluarkan keringat.“Santai saja Bethrew. Aku tidak akan menanyakan semuanya” katanya terdengar sangat tenang. SEMUA- semua tugasku ? aku tidak melakukan kesalahan bukan ? sehingga membuat Mr. Pound mendapat perintah dari tuan gusgofa untuk menghukumku, atau menghabisiku masalah ‘blackfootstep’. “Aku tidak mendapat perintah apa – apa dari tuan gusgofa. Santailah ! aku hanya ingin mengomentari tugas mu waktu itu.” ia terdiam seperti berfikir sejenak “si BANKER itu” aku bernafas lega.“Fantastis ! sepertinya kau membuat nya untuk mencetak rekor dunia ya ?hahaha” “oh-“ kataku tak bisa mengucapkan apa – apa “trims soal itu” tapi aku yakin sekali ia tidak akan menelpon ku  jika memang tidak ada yang ingin dia sampaikan. Komunitas blackfootstep bukan sembarang komunitas yang membuang – buang waktu untuk itu. ada sesuatu pasti yang mereka harapkan dariku.“Langsung pada permasalahannya saja—please?” pintaku dengan nada rendahHelaan nafas Mr.Pond terdengar di seberang sana, “Well, kau memang cerdik untuk melakukan semuanya ‘wah’ bethrew. Aku pernah melakukannya dulu dan sampai saat ini pun aku berusaha untuk itu, dan totalnya 78 jiwa. Tidak banyak ! okay, tanpa kau sadari kami mengawasi mu semenjak kami mempercayaimu bergabung bersama kami. dan kau tahu kau terkesan sangat meremehkan, kau bukan Forl yang pendiam tapi bisa melakukannya dengan tepat tapi kau cenderung menunggu sampai semuanya mengarah padamu baru kau bertindak.padahal kau lebih peka dari pada forl”“Aku tidak mengerti” geramku “Apa kau maksud itu si asia yang menyerangku tiba – tiba di ruang ganti?”“Tidak—Ku beritahu kau satu hal. Seekor kucing itu memiliki 9 nyawa. Dan ia tidak akan pergi berlari meninggalkan mangsanya sebelum ia bisa melumat dan menelannya. Karena ia punya Sembilan nyawa maka ia punya sepuluh keberanian untuk melakukannya. Ku harap kau paham”“Sedikit—paham.” Jawabku tegas “Aku tahu aku punya dua posisi di perkataanmu itu, yang pertama si kucing dan kedua si mangsa. Itu terjadi saat sekarang. Tapi aku tidak mau membabi buta ‘kelinci-kelinci’ ini juga terkesan berhati – hati. Mereka juga sedang mencariku sebagai mangsa nya.” Kata ku memperjelas sedikit yang sedang ku pikirkan sekarang untuk tetap menjaga nama ‘blackfootstep’ tetap terkatup rapat dalam brankas besi sehingga tidak ada satu pun yang tahu.“Apologize !! Bethrew. Kau sangat pintar membaca ‘sikon’ baiklah. Maafkan kami sempat meremehkanmu, itu karena kau tidak memiliki keahllian seperti saudaramu. Tapi ternyata kami salah. Kau sebelas-- dua belas dengannya.”“Trims. Tapi aku tetap tak bisa sebaik dia” renungku sejenak. Pembicaraan pun berakhir.  Mataku menerawang ke kertas selebaran yang James dkk tempel di bangku – bangku kantin. Tapi itu tidak begitu berarti untukku semuanya. ***Ku akui sekolah ini memiliki sound system yang sangat baik. Mungkin tersebar dipenjuru ruangan termasuk kamar mandi. Hingga memengkakkan telinga saat pengumuman – penguman tak berguna itu berkumandang. “Malam ini semua siswa wajib hadir untuk pengumpulan suara sekaligus pelantikan calon ketua osis. WAJIB !”  suara Perthon seperti sedang mengancam. Mungkin karena ia begitu bersemangat untuk melepaskan gelar nya sebagai ‘ketua osis’ itu. berkali – kali ia mengulang kalimatnya mungkin sampai empat kali baru ia mengakhiri semuanya. Aku membuka keran air dan menyeka wajahku. Lalu aku meraih tisu gulung dan mengelap wajahku hingga leher. Aku bercermin memperhatikan setiap lekuk – lekuk di wajahku. SEMPURNA. Satu – satu nya daya tarikku adalah di wajah. Mungkin. Aku terus memperhatikan dan mengagumi diriku sendiri sampai akhirnya aku sadari ada yang menjanggal dari pintu kamar mandi dibelakangku. Aku memperhatikannya dari pantulan cermin. Aku berusaha memfokuskan diri dan membalik badanku. Ku dekati pintu itu dan dengan perlahan membukanya. Bau anyir langsung menyergap hidungku. Tidak ada satu pun manusia didalam nya. Tidak ada mayat atau semacamnya. Hanya saja yang menarik dinding dan sela – sela celah pintu ruangan ini yang terdapat bercak – bercak darah. Untuk memastikan sejurus kemudian aku mengambil sapu tanganku dari kantong dan menempelkannya di dinding,pintu dan beberapa sudut. Saat ku dekatkan dengan hidungku… “Huff…memang darah !!” gumamku sebal. Dan detik yang sama hidungku langsung terasa gatal.Keyakinan ku semakin mantap. Bahwa ‘kelinci’ tolol itu ada dekat sekali denganku. Banyak hal yang mengganjal. Pembunuhan yang sebenarnya berantai dan penuh alibi ini, juga kesan  menunjukkan tapi saling memancing umpan seperti yang kutemui di kamar mandi tadi. Kalau memang pelaku nya sangat bodoh atau amatir, dia tidak mungkin seceroboh ini. Tidak! Keahlian seorang pembunuh berdarah dingin seperti—komunitas ku. Tidak mungkin ia tidak memperhitungkan semunya.  bagaimana jika para polisi berhasil melacaknya? Mustahil.karena itulah kami. Setidaknya ada satu kesamaan diantara komunitas pembunuh yang berbeda – beda itu. yaitu “MEMBODOHI POLISI DENGAN ALIBI”.  Hari begitu cepat sekali berganti bahkan aku tidak sempat lagi mandi sesampainya di apartement. Aku hanya menyeka wajah,mengganti kemeja ku dengan t-shirt dan celana jins. Sesempatnya aku mengambil sepotong roti untuk mengganjal perut. Kalau – kalau ia tidak bisa berkompromi kadang aku bisa pingsan dibuatnya. Awalnya aku sama sekali tidak peduli dengan pemilihan ketua osis juga pelantikannya malam ini. Tapi,karena pengumuman terakhir sepulang sekolah tadi, aku jadi ingin sekali melihat ‘si botak’ mengundurkan diri dihadapan para siswa malam ini sehabis ia melantik ketua osis yang baru. Sungguh kepala sekolah yang malang !Semua siswa berkumpul di ruang serba guna. Aku tidak tahu namanya yang jelas tempat ini memang didesain untuk membuat penyambutan tamu atau acara – acara apalah itu. bisa kulihat para panitia acara yang terdiri dari anak – anak kelas 2 dan tiga sibuk mengatur jalannya acara. Menyiapkan soundsystem dan bla…bla… sangat terlihat resmi. Lima belas menit kemudian acara dimulai lima kandidat yang berebut menjadi ketua osis berdiri diatas panggung. Menggunakan seragam sekolah ber jas resmi. Berwarna white and blue. Tidak kusangka James dengan senyum paling lebar nya itu berdiri di tengah. Aku hanya duduk manis di kursi disaat semua orang bertepuk tangan,bersiul,dan teriak histeris saat kandidat – kandidat itu menjelaskan visi dan misinya. Dan saat itu pun tiba, saat yang paling ku tunggu. ‘si botak’ akhirnya muncul. Ia naik ke atas panggung dengan dahi yang penuh keringat padahal ruangan sudah ber AC. Sapu tangannya berkali – kali mengelap keringat di dahi juga lehernya. Aku tidak begitu memperhatikan apa yang dia katakana dalam pidato nya juga nama yang berhasil menjadi ketua osis. Semua nya begitu ribut. Dan satu ekspresi yang kutangkap adalah wajah James yang tiba – tiba terkejut dan kemudian melambai – lambaikan kedua tangannya seperti meraih kemenangan. Penuh dengan bertele – tele. 30menit dan James pun belum juga selesai mengucapkan sumpah osis, mengambil tongkat osis,juga pidato konyol-nya itu.  semua pun selesai--. Dan tiba saat pengunduran itu dimulai. ‘sibotak’ berdiri ditengah – tengah panggung. Didepan mic ia menceritakan suka – duka nya menjadi kepala sekolah. Semua guru – guru menangis juga para siswa. Ruangan pun tiba – tiba berubah. Cahaya nya mulai terlihat remang. Kemudian mulai perlahan menggelap hanya beberapa lampu sorot saja yang hidup. Semuanya terlihat sangat-sangat dramatis apalagi didukung lagu – lagu hymne sekolah yang dinyanyikan oleh paduan suara yang membuat bulu kuduk berdiri.  Semua manusia diruangan ini seperti sedang terhipnotis. Semuanya terdiam,menangis dan beberapa terlihat antusias mendengarkan semua yang dikatakan ‘sibotak’. Sedetik kemudian ‘sibotak’ terdiam. Suara berisik ‘ngiiinnnggg’ terdengar sangat nyaring dari soundsystem. Membuat semua orang menutup telinga karena kesakitan. Lampu sorot pun tiba – tiba mati. Aku bahkan tidak bisa melihat apa – apa. semua terlihat seperti kesalahan teknis. Dua menit kemudian lampu sorot di sudut kanan atas panggung hidup dan…..Dalam  sekelebat aku seperti melihat cahaya putih lewat begitu saja didepan panggung. Tanpa mengerjapkan mata aku tahu bahwa itu lampu sorot tadi. Para panitia berlarian dan saling berteriak panik menghidupkan lampu ruangan ini. Mereka berhasil. Menjadikan ruangan ini terang benderang. Diatas panggungg pun semuanya terlihat jelas,,,“Aaaaaaaaaaa..!!!!” satu ruangan berteriak. Aku pun tidak bisa bergerak sama sekali. Tanganku dingin dan perut ku seperti terpelilit.  Badan itu masih berdiri didepan mic tangannya pun masih memegang stand mic. Tapi badan itu tidak utuh ! ia tidak berkepala. Hanya leher yang terus mengeluarkan darah keatas seperti gunung meletus yang memuntahkan larva nya. Lampu  sorot pun bergoyang – goyang di sampingnya dengan kepala yang tersangkut ditali tambangnya. Yah  ! kepala ‘si botak’.“Shit !” aku bangkit dari tempat dudukku. Lebih dari seratus wajah ku lihat tercengang ,gemetar dengan dasyhat dan beberapa gadis menangis melihat pertunjukkan barusan. Aku berlari keruang perpustakaan. Kali ini tubuhku begitu panas dan bersemangat. Entahlah tapi aku tidak takut untuk sesuatu yang sudah ku duga sebelumnya. Semuanya persis seperti kecurigaanku selama ini. Aku harus bertindak cepat ! pilihannya hanya dua,  aku harus mengakhiri semuanya atau aku hidupku yang harus berakhir menyusul Forl ! tapi kalau memang pilihan kedua itu sangat berlaku untukku setidaknya aku harus membalikkan fakta secepatnya. Sebelum mereka berhasil menuding komunitasku dibalik semua ini. Sungguh licik—Apa yang harus aku lakukan ?Aku masuk keruang perpustakaan lewat jendela yang sudah kupecahkan kaca nya. Tanganku meraba – raba dinding yang dingin mencari tombol untuk menghidupkan lampu. Aku berlari melewati beberapa rak buku.  Aku pernah menyimpannya di deretan rak buku ‘F’ dan konsonan ‘I’.  aku menghambur semua buku dari rak-nya. Tidak peduli beberapa buku tebal jatuh ke kaki ku.“Ini dia !!” kataku. Aku menemukannya. Sebuah pisau belati kampak bermata tajam cukup untuk mencincang daging alot juga memotong tulang hanya satu hentakkan keras. Sudah ku duga aku membutuhkannya. Sebenarnya tidak hanya diperpustakaan, aku juga menaruhnya di beberapa tempat yang tidak bisa  diketahui orang.Tap..tap…tap.. aku mendengar suara langkah dan deruan nafas diluar sana. Aku bersembunyi di balik rak buku dan mulai berjalan mengendap – endap. Tapi…. Klak ! semuanya gelap. Sungguh terlalu. Ada orang yang sengaja memadamkan listrik.  Benar – benar mengganggu. Kini Hanya cahaya rembulan yang menerangi ruang perpustakaan. Aku mengatur nafasku agar stabil saat suara langkah itu memasuki ruangan ini, sepertinya ia sedang mendekat ke arahku. Aku mengintip dari sela – sela rak buku. Sialnya ! aku tak bisa melihatnya dengan jelas ! aku berjongkok dan kemudian merangkak dari satu rak ke rak lainnya. Menghindarinya.untuk menghabisinya !!“Keluarlah ! aku tahu kau disini !! ‘tikus’kecil” teriaknya dengan langkah terdengar terus mendekatiku. “Ugh.. ayolah ! aku ini ‘merpati’mu bodoh” serunya lagi. Ia bukan seorang anak laki – laki.  Dan tunggu apakah ini pertanda buruk ? ia mengatakan aku ‘tikus’ kecil nya dan ia menganggap dirinya ‘merpati’ bagiku. Rumit ! Tidak punya waktu bersembunyi lagi. Aku bukan seorang pengecut untuk hal seperti ini. Aku menyembunyikan kampak itu di balik t shirt di punggungku. Dan pisau belati itu di kanton celana jinsku. Aku berdiri .“Konyol ! persembunyianku ketahuan hanya dengan seorang wanita” aku melangkah sambil menghidupkan hand phone berharap dapat membantuku melihat tidak hanya cahaya rembulan saja. Aku sudah berhadapan dengannya kurang lebih satu setengah meter. Ia menatapku penuh antusias.“Shenia, well kecurigaanku benar” kata ku datar. Menyadari gadis berambut pirang panjang terurai ini dihadapanku sambil memegang samurai ditangannya.“Bethrew ? hah,aku sudah mencurigaimu sejak awal. Sungguh hebat permainan mu dan teman – temanmu. Dan salut untuk pertunjukkan di panggung tadi. Sempurna !” wajahnya begitu bersemangat. Dan pandangan ingin menghabisiku begitu kuat dari sorot matanya.“Dari komunitas mana kau ?!”“Empire. Ucapkanlah sebanyak mungkin kau bisa. Karena ini untuk terakhir kali nya !!” ia bergerak maju dengan cepat mengangkat samurainya tinggi – tinggi.. ingin menebas leherku. Aku pun tidak tinggal diam dengan gerakan gesit ku ambil kampak di punggunggu dan melempar kuat kearahnya.Aku tidak bisa lagi mengingat semuanya. Yang jelas Shenia tersungkur. Samurainya terjatuh kelantai tepat didepan wajahku. Dan kampakku menancap suskses di keningnya dalam berharap bisa membuatnya terbagi dua. Tapi itu tidak berhasil. Dari pancaran sinar rembulan ku lihat bajuku terkena ciprattan darah cukup banyak.Ternyata aku tidak hanya menghadapi Shenia dari komunitas ‘empire’ itu. aku juga menghabisi Coal, Josh,dan Robert ! mereka satu komunitas. ‘EMPIRE’ begitulah namanya. ASING. Mungkin aku tidak pernah menanyakan kepada tuan gusgofa makanya aku tidak pernah tahu menahu tentang komunitas itu.  tapi aku menghabisinya dengan caraku ! di tempat – tempat berbeda mereka seperti berpencar. Benar – benar ingin menghabisiku.Aku berjalan tertatih – tatih melewati koridor – koridor gelap tak bercahaya. Hanya sinar rembulan yang remang menunjukkanku jalan. Aku benar – benar kehabisan tenaga. Aku tidak mengerti saat Robert dan teman – teman dari komunitasnya itu menyalahkan semua kejadian ini padaku. Apapun itu aku pikir mereka seperti sedang bermain saja, membunuh si ‘botak’ didepan semua orang hanya untuk mengundangku dan menjadikanku kambing hitamnya—. Mereka benar – benar ingin mengungkap komunitasku secara terang – terangan dihadapan semua orang. Suara ribut dari 2 gedung setelah aku berdiri menyita sedikit perhatianku. Ya itu ruang serba guna tadi. Kini semua terasa begitu rawan dan rumit aku sangat yakin pasti salah satu di antara mereka akan menghubungi polisi.  ku akui komunitas ini begitu sempurna merencanakan semuanya. Bahkan untuk mengundangku saja mereka memberikan 2 pilihan. Kalau saja aku tidak bergerak menghabisi komunitas ‘gila’ itu aku pasti akan habis ! mereka pasti akan membongkar semua nya. Jadi aku memilih untuk ikut kedalam permainannya ‘perang’.Tanganku terasa lemas sekali. Kepalaku terasa sedikit berputar  Josh sempat memukul kepalaku dari belakang dengan kursi di kelas biologi tadi. Aku menuruni tangga mencari sesuatu berencana menghapus jejak,membuat alibi yang kuat.“Sssshh..” aku mendengar seperti suara mendesis ketakutan. Sebuah kotak besar berisi kan tabung pemadam kebakaran. Dari situlah suaranya berasal. Aku mencengkram kampakku dengan kuat bersikap waspada. Mendekatinya tubuhnya gemetar ia menutupi wajahnya dengan lutut. Aku mencoba mengenali siapa dia sebenarnya…Dengan perlahan ia mendongakkan kepalanya. Aku tidak tahu pasti wajahnya tidak terlalu jelas karena gelap. Tapi suaranya bergetar seperti menangis ketakutan “Ple—as--e ja--ngan bu--nuh a--ku”.
Aku tidak mengubris perkataannya. Aku mendekatkan tubuhku dan mencengkram pundaknya. Membuatnya berdiri tegak didepanku. “Kau !”  aku menyipitkan mataku. Ia gadis yang menabrakku waktu itu. “Apa keperluanmu disini ?” aku sedikit curiga“Me—me—reka meng—ejarku !” ia berkata terbata – bata dengan wajah menunduk. Nafasnya tersengal – sengal tidak karuan. “Ak-ku me-meli-hat-nya” ia menarik nafas dalam – dalam. Sedangkan tanganku masih mencengkram kampakku.“Mereka siapa ? apa yang kau lihat ? dimana mereka?”“Mereka membunuh…Troy. Entah dimana mayatnya tapi aku dan bapak kepala sekolah memergokinya. Bapak kepala sekolah sudah berhasil mereka habisi—kini mereka mengejarku. Aku tidak tahu dimana mereka. Derap kaki mereka berlari seperti menuju atas gedung. Entahlah” Kepalaku sedikit berputar – putar. Hifi mengatakan ‘mereka’ berarti lebih dari satu. Apa mungkin mereka  termasuk kawanan ‘empire’?apakah aku sekarang berada di kandang serigala. Aku tidak bisa menentukan kelinciku lagi. Aku harus menyelesaikan semuanya.“Ikut aku !” aku bergegas kembali menaiki anak tangga menuju atas gedung. Hifi mengikuti ku dari belakang. Aku sudah tidak bisa berpikir jernih saat ini.bahkan untuk memikirkan Troy saja tidak. Sepertinya aku punya waktu lima belas menit menyelesaikan semuanya sebelum para polisi memergokiku tanpa ada pembelaan atau alibi apapun. Aku membuka pintu untuk sampai di lantai paling tinggi di gedung ini. Angin malam berhembus menusuk kulit menembus ke tulang – tulangku. Semuanya terlihat jelas dibawah sinar rembulan. Aku bisa melihat kebawah dan melihat para manusia berhamburan didepan gedung serba guna.  Disini hanya ada  aku dan Hifi. Aku tidak melihat ada satu pun manusia di sini. Semuanya bahkan tidak ada apa – apa. tidak ada satu pun benda terdapat di atas gedung ini. Hanya beberapa antenna juga penangkal petir saja. Aku berputar – putar. Sama sekali tidak ada yang bisa kulihat. ‘kelinci-ku’“A-ku tidak tahu. Dimana mereka sungguh. Aku ketakutan mereka mengejarku. Bahkan aku tidak berani untuk pulang ke rumah…. Aku sama sekali tidak pulang kerumah sangking takutnya.sudah ber jam – jam aku ketakutan di bawah tangga tadi. Mereka bertubuh be—““KAU BOHONG MS.HIFI !”  aku menangkap sesuatu dari kejanggalan – kejanggalan yang ada. Jawabannya tidak singkron. Ia bilang ia tidak pulang ke rumah, ia tidak beranjak sedikit pun dari tempat dimana aku menemukannya tadi. tapi ia tahu semua soal kejadian di gedung serba guna tadi. Ia melotot matanya terlihat horror. Kemudian dalam sedetik air muka nya brubah. Ia tersenyum angkuh tapi bahagia ke arahku. “Memang” jawabnya singkat. Ia bergerak. Mulai berjalan mengitariku. “aku sudah memperkirakan mu Bethrew ! semenjak sepupumu Forl mengacaukan semuanya !”Aku berdiam diri sementara dia terus saja mengitari tubuhku. Mencari suatu titik yang pas untuk menghabisiku. “Komunitasku tidak pernah berencana mengacaukan semuanya. Sebagian misi kami hanya sama seperti misi komunitas – komunitas lain. Termasuk komunitasmu untuk menjadi yang pertama” jawabanku hanya ditanggapinya dengan sebelah alis yang terangkat “Dan aku sangat berterima kasih untuk komunitasmu yang begitu licik”“Hah, ‘Crackbone’ slalu punya caranya sendiri yang tidak kalah lebih heboh dari komunitas ‘blackfootstep mu itu bung” matanya menyipit. Tangannya mengeluarkan sebuah belati dengan mata yang mengkilau saat terkena sinar bulan.“Kau begitu brengsek ! mengundang semua perhatian manusia dengan membunuh ‘sibotak’ dengan cara seperti itu. kau terlalu berani untuk memperkenalkan komunitasmu!”“Owh,terima kasih untuk masukkannya. Akan aku jelaskan padamu, yang pertama kepala sekolah itu sudah melihat semuanya yang kulakukan terhadap Troy digudang sekolah tadi. jujur aku tidak suka Troy. Meskipun ia tidak pernah menertawakanku atau dekat denganku. Tapi dia sepertinya terlalu banyak tahu tentangmu dan ku pikir lebih baik menghabisinya. Dan sejujurnya kau masuk kedalam perangkapku sebelumnya. Saling mengadu mu dan membuat suasana horror dengan komunitas ‘empire’ komunitas yang baru di daerah ini dan sungguh AMATIR !”Aku mulai bergerak. Tangan kananku menyentuh tengkuk leherku berusaha tenang tapi tetap waspada “Dan sangking pintarnya dirimu kau menyeretku. Membuat seolah – olah hanya ada aku yang berbahaya bagi ‘empire’ tidak termasuk kau ! dan aku sangat mengerti maksudmu dengan kejadian digedung tadi. yah kau hanya memberikanku 2 pilihan yang sebenarnya tidak ada yang menguntungkan bukan bagiku”“Pintar ! sekarang kau hanya punya dua pilihan bertarung denganku untuk mati. Lalu aku akan melompat dari gedung ini menghindari dari polisi. atau kau membunuhku dan kau yang akan berurusan dengan polisi dan komunitasmu—“ jari telunjuknya ia arahkan ke leher “Habis !”“Jadi kau berniat bunuh diri ?sungguh menggelikan !”“Hah ! sama bukan seperti Forl yang terlalu pengecut. Bunuh diri di hadapan orang banyak. Dan menyeret Bosya komunitasku ke penjara” ia menggambarkan sebuah gambaran yang sepertinya ingin ia lakukan padaku. Membalas dengan memberikan dua pilihan yang mungkin sama dilakukan Forl pada Bosya.“Hah ! melakukan itu tidak berarti kau berhasil menghabisi komunitasku ! komunitasku punya terlalu banyak bibit yang siap di tuai.” Aku menarik pipiku ke belakang menunjukkan gigi – gigiku yang berjejer rapih.“Lihat saja !” ia bergerak maju. Berlari siap menerjang dan merobek leherku dengan belatinya. Aku tidak mungkin memejamkan mataku. Bisa – bisa belati itu sudah menancap di leherku atau mencabik – cabik perutku secara bertubi – tubi.Aku tidak mundur juga tidak maju. Aku membiarkan belati itu terus maju mendekati kearah perutku. Kali ini aku benar – benar merasakan ketololan yang kulakukan tanpa bisa memberontak untuk lari atau balik menyerangnya. Beberapa senti lagi dan satu dorongan kuat pasti belati itu sudah sukses menancap di perutku, ia seorang wanita yang cukup mempunyai nyali.“Aaa…” ia berteriak saat mengayunkan pisau belatinya. Ia tidak berminat menancapannya di perutku tapi di bahu ku.Kraaakkkk…..Ia berhasil menancapkannya di sana,dan kepalaku berputar tapi aku terus berusaha untuk tetap kokoh berdiri. “Bertindaklah sesukamu, sepuasmu !” kata ku. Ia menanggapinya emosinya semakin menjadi – jadi ia menghajar wajahku sebelum ia mencabut belati itu dari bahuku. Aku membiarkannya membabi buta menyerangku. Berharap mematikan semua panca indera ku. Aku memang membiarkannya menyerangku membuat darah merah segar  keluar dari bahu, pelipis hidung,kepala. Tapi inilah cara ku, mengulur waktu semakin lama semakin baik dan juga untuk aku mencari jalan keluar untuk semua ini. Ku harap polisi bisa secepat mungkin datang ketempat ini dan menghapus 2 pilihan tadi.“STOP IT !!!” kepalaku terasa berputar tapi aku bisa mendengar suara seorang wanita melengking. Entah dari arah mana tapi nada suaranya bergetar.“Shit !apakah kau membawa gadis itu dalam urusan ini ? dasar pengecut !!” ia menjambak rambutku berbicara dekat dengan wajahku.“ka—u yang har-us---nya leb—bih  tau bo-doh”  aku mengatur nada suaraku agar terdengar sangat lemah dimatanya. Aku harus membuatnya yakin bahwa aku terlalu lemah untuk menghadapinya.“Hey sista !!” Aku mencoba untuk bangkit,aku melihat Hifi menggenggam belatinya berjalan menghampiri…..’SOPHIA’Sophia berlari seperti cacing kepanasan saat hifi sudah dekat dengannya. Ia seperti memberi ku sebuah isyarat lewat lirikkan matanya. Kini aku sudah berdiri tegak. Meremas kampak ku dan mulai bergerak secara lamban sementara Sophia mengalihkan perhatian hifi. “Kau pembunuh !ternyata kau yang membuat semua inI !”“Kau terlalu berani untuk ikut campur dengan urusan kami !” entahlah dalam langkah singkat hifi sudah berada di depan Sophia dan menjambak rambutnya. Sophia berteriak histeris tak bisa di ragukan lagi belati di tangan Hifi sudah menggores lehernya.Aku berjalan pelan..mencoba sebisa mungkin untuk berada di belakang Hifi“Coba saja bunuh aku ! polisi sebentar lagi menuju kesini. Aku kesini bersama mereka!” Sophia berkata setengah menjerit, nafasnya memburu .“Baguslah! Kalo begitu harus dipercepat !” Hifi mulai menganggkat pisau nya tinggi – tinggi. Sophia menjerit !“HIFI !” teriakku . merasa semuanya sudah harus ku mulai dan harus ku akhiri sesegera mungkin.  Ia menghentikan aksinya, melepaskan Sophia . di detik itu juga ku angkat kampakku tinggi – tinggi dan…
BLASSSS !! “Aaaaaaagghh !” Sophia jatuh tersungkur sebelum tubuh Hifi jatuh ke lantai. Aku menebas kepalanya. Ia benar – benar sudah ku pastikan tidak mungkin bernyawa lagi.Semuanya berubah, suasana berubah menjadi sunyi dan udara terasa lebih dingin. Aku hanya berdiam diri. Karena sudah terlambat untuk lari atau sekedar membuat alibi. Polisi telah datang. Aku hanya berdiri diam di saat tanganku d borgol atau saat Sophia memandangku sambil menangis saat seorang polisi wanita memberikannya sebuah mantel besar dan menopang tubuhnya untuk berdiri. Dan menenangkannya. Aku harus melewati masa – masa sulit ku di balik jeruji besi. Tanpa pengacara atau pembelaan apapun. Tapi tidak sepatah kata pun ku keluarkan untuk memberikan para polisi celah menyentuh ‘komunitasku’.  Lagi pula ‘black foot step’ tidak mungkin mengirimkanku seorang pengacara untuk membelaku. Aku tahu diri untuk yang satu itu. Aku hanya diam mencoba menjadi sosok terasing yang kadang aku bisa tertawa juga bisa menangis bahkan mengamuk. Buatku mereka cukup baik menempatkanku pada sel yang sepertinya hanya aku sendiri penghuninya.  Tiga minggu kemudian, Sophia menemuiku. Sepertinya hanya dia yang yakin bahwa aku waras – waras saja. Bukan orang gila. Siang itu ia tidak datang dengan make up up to date nya. Ia hanya memakai t shirt casual juga make up yang sangat simple. Ia duduk di hadapanku, menarik telapak tanganku dan berkata sesuatu yang bisa membuat penilaianku selama ini berubah terhadapnya. “Aku akan mengeluarkan mu dari sini,aku sudah memberikan kesaksian dan aku sudah berhasil membujuk daddy ku untuk meyewa pengacara terbaik untukmu. Ku usahakan semampuku”Aku hanya menatapnya kosong, aku tidak peduli apa yang akan terjadi termasuk aku akan di penjara seumur hidup, dipindahkan ke rumah sakit jiwa, atau yah lebih dari itu. sampai aku mati aku tidak akan melanggar sumpahku di ‘black foot step’. Sophia bisa membaca sorot mataku,“Well,kalo memang tak berhasil aku bisa memberikan kesaksian palsu untukmu. Atau lebih sensasional dari itu” ia meremas telapak tanganku. Matanya bisa meyakinkanku bahwa ia memberikanku satu tempat disana selama ini yang tidak pernah ku peduli.                                                TAMAT                                      Diselesaikan 6 maret 2009, athiyyah (semoga ini yang terbaik yang pernah ku kerjakan. amieen)


Kalau mau baca yang lain silahkan klik disini . cerita nya bagus bagus haha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar