Jumat, 12 November 2010

Today

Kerjaan hari ini...
bangun tidur, mandi terus sarapan di depan tipi (baca: TV) sehabis itu pergi sekolah.
Sampai di sekolah langsung ke kelas,sampai di kelas bel bunyi terus yang muslim di suruh langsung ke musholah untuk ikutin IMTAQ (Iman dan Taqwa). 
sehabis IMTAQ, masuk ke pelajaran pertama, yaitu Olahrag...so funny.


okey habis itu kita pemanasan dulu baru langsung main bultang kayak orang haus olahraga, gak nyampe satu jam pelajaran kita semua kecapean. yah terutama aku,nafas gak kuat dan bla bla.
habis itu aku ke kelas ambil uang trus ke kantin beli minum haha.
dari kantin balik ke kelas lagi ngidupin laptop, niat nya siih mau bikin and updating ini blog, gak tahunya this laptop and the modem "HANK".... untungnya bapaknya baik jadi tugas blog besok baru di kumpul haha.


habis itu aku ngerjain tugas HTML nya, dan selesai paling pertama yeey (bangga abiis), terus niat nya mau lanjutin blog tapi yah ternyata the modem gagal, tidak berhasil, tidak mau, untuk connect,hufft. 
dan beruntung sekarang sudah selesai,haha see you next time ;)

HYMNE BALIKPAPAN

LAnjut Cerita

bingung mau nulis apa, jadi aku masukin ini aja lagi deh.
HAPPY READING :)

Penulis : Athiyyah

MY SOUL IS SOLD FOR BLACKFOOTSTEP
Kau adalah…respek utama dari segalanya yang ku miliki…terlepas apa yang tak ku sukai,kau tetap ku miliki…SELAMANYA. Titik.
Sebuah langkah dengan ketukkan sepatu highheels 9 cm di anak tangga dan bayangan siluet di dinding yang menampakkan tubuh ideal seorang wanita. Bersama kepulan asap putih yang keluar dari mulutnya. Meski bukan pertama kali melihat wanita merokok tapi aku tahu ia bukanlah seorang pecandu rokok.  Aku terus berdiri memperhatikannya menuruni anak tangga. Begitu ia berada disampingku dan melingkarkan tangannya di lenganku aku tahu aku bersama seorang wanita dewasa dengan gaun dan penampilan yang luar biasa. Lipstick merah, eyeshadow hijau poka dan parfume nya yang sebenarnya menyengat sekali untukku. Tapi aku suka. Biarlah semua hal yang ia kenakan sangat menggangguku tapi aku sangat menyukainya dan itu yang membuat segalanya bukan masalah. “Bethrew”“Sophia..”Kami saling menatap dan tersenyum.  6 bulan di penjara berpura – pura menjadi orang gila dan pada akhirnya pengacara  handal keluarga Sophia berhasil mengeluarkanku dari tempat itu. setidaknya aku pernah mencatat pengalaman bersejarah dalam hidupku bahwa aku pernah di penjara.  Dikeluarkan dari sekolah dan di tolak di sekolah manapun. Sepertinya aku memang tidak bisa diberi kesempatan meski ini tahun terakhirku bersekolah sebelum  nantinya ke universitas.  Aku tidak mempermasalahkan itu,  karena sebenarnya aku seorang mahasiswa di sebuah universitas terkemuka di kotaku dulu. Hanya karena tugaslah semua identitasku dirubah.     Karena blackfootstep.Dan jujur saja, Sophia sedikit mengetahui siapa aku tapi dia tidak begitu mengerti  untuk siapa aku ini. hanya saja ia ingin menjadi bagian dalam semua tugasku. Dan karena itu, Malam ini kami berencana untuk melakukan sesuatu…“Malam ini kita tidak akan membunuh orang kan ?” “Apa kau takut. Kalau tidak bisa lebih baik tidak usah saja”“Tidak,tidak bukan begitu. Dari awal sudah ku bilang aku pasti akan membantumu jadi mana mungkin aku mundur” jawaban yang cepat dan nadanya yang terdengar sangat yakin di telingaku. Aku mulai mengendarai mobil menuju kesebuah hotel berbintang 5. Disepanjang jalan ku lihat Sophia menghabiskan 5 rokok. Mungkin itu caranya untuk menghilangkan rasa gugup atau takutnya.  Dan saat kami sudah berada di Lobby hotel ia tidak lagi terlihat takut atau gugup. Tubuhnya tidak gemetar,bibirnya tidak pucat,dahinya tidak berkeringat dan tangannya juga tidak dingin. Dia terlihat normal – normal saja dengan dandanan dewasanya  yang sama sekali tidak rusak sedikitpun. Ia berdiri dua langkah di depanku.  “Lakukan seperti rencana Sophia” kataku pelan. Aku yakin dia mendengarnya dengan baik.  “Tidak perlu takut, aku terus mengawasimu. Aku bodyguard mu malam ini” lanjutku lagi untuk lebih meyakinkannya. Dia hanya diam dan menatap kedepan dengan lehernya yang sedikit terangkat. Tak lama, seorang laki – laki dengan jas abu – abu formal dan kaca mata hitam mendatangi  Sophia. Ia menyapa Sophia dan memeluknya.  Aku diam saja memperhatikan mereka. Mereka terlihat seperti kakak adik. Aku tidak mungkin mengacaukan pertemuan ini setelah 3 minggu aku meminta Sophia mendekatinya. Lagi pula  Kali ini Sophia harapanku untuk mendapatkan informasi itu.  informasi yang aku dapat dari sipir penjara bahwa berkas – berkas penting yang berisi daftar orang berintelektual,berbakat dan terpercaya yang bekerja sama dengan para polisi dan keamanan Negara. Bukan semudah itu masalahnya. Yang paling rumit adalah orang – orang itu di utus untuk masuk dan bergabung dengan komunitas pembunuh seperti Blackfootstep !.mereka digunakan untuk mencari tahu bagaimana kami bertindak dan membuat alibi yang selalu rumit untuk mereka pecahkan. Tentu saja tujuan utamanya untuk menghabisi kami. Itu yang membuatku was – was karena anggota Blackfootstep bukan hanya diriku tapi banyak diluar sana dan kami tidak saling mengenal secara dekat satu sama lain. Privacy kami terjaga dan menjadi rahasia.  Kesimpulannya, aku harus mendapatkan File itu untuk mencegah mereka. kalau tidak mereka  akan membuat catatan rekor karena berhasil menjadikan Blackfootstep sebagai sejarah criminal dunia. “Sudah lama menunggu Sophia ?” laki – laki itu melepas kaca matanya. Matanya yang teduh dan senyumnya yang menarik ku harap tidak membuat Sophia tertarik dengannya. “Tidak.. baru saja aku tiba Keir” Sophia tersenyum lebar kearahnya sorotan matanya terasa lain dan dia ramah sekali dengan laki – laki bernama Keir itu. “Kau kemari bersama dengannya ?” Keir menatapku, aku berpura – pura melihat ke penjuru daerah berakting seperti body guard sungguhan.“Iya, dia Bethrew body guard yang ayahku perintah untuk selalu mengawasiku terus.. maaf kalau membuatmu merasa terganggu tapi beginilah antisipasi ayahku karena sebelumnya aku pernah pergi dari rumah selama seminggu”  Aku mendengar Sophia mulai pintar memainkan perannya aku memang tidak ragu  kalau dia pintar membuat alasan dan membuat orang percaya padanya.Hanya saja aku mulai ragu apa Sophia bisa mengendalikan perannya malam ini. sehabis mereka keluar dari pub dan menghabiskan waktu hampir  1 jam mereka lalu menuju kamar Keir di lantai 5 dalam keadaan mabuk. Aku mulai merasa cemas.  Saat aku mengajaknya pulang ia menolakku ia malah menyuruhku untuk berdiri di luar pintu menunggunya.  Aku benar – benar cemas, apakah ia bisa mempertahankan peran nya ? apakah ia baik baik saja dan apa dia bisa mendapatkan informasi itu ? pertanyaan itu berkecamuk di pikiranku. Aku berdiri di depan pintu kamar hotel Keir dengan kaki kananku yang rasanya ingin menendang pintu itu kuat – kuat, kalau dalam waktu 5 menit Sophia tidak juga keluar dari kamar hotel ini maka aku akan meninggalkannya sendirian. Dia tidak membantuku  sama sekali.Sedetik itu juga pintu kamar terbuka dan kulihat kepala Sophia muncul.“Bethrew…ayo kita pergi sekarang !” Tukasnya. Aku dan dia langsung bergegas pergi meninggalkan hotel. Sebelumnya aku sempat melihat Keir tertidur telungkup di atas ranjang. Entah apa yang Sophia lakukan padanya mudah – mudahan bukan hal yang ceroboh.  Saat di mobil aku langsung menanyainya dengan beberapa pertanyaan dan aku ingin ia menceritakan semuanya. “File rahasia itu ada di sebuah gedung. Tepatnya di gedung peninggalan yang pernah di bangun oleh kepala militer jepang pada tahun 1873”“Tunggu ! bukankah sekarang tempat itu sudah ditutup?”“Tadi nya aku juga bertanya seperti itu tapi ternyata tempat itu merupakan tempat untuk menyimpan semua dokumen penting rahasia Negara juga senjata – senjata illegal. Tapi, aku tidak tahu secara detail. Maksudku semua dokumen itu ada disuatu ruangan rahasia. Dan Keir tidak memberitahuku apa – apa soal itu. cucu mantan juru bicara presiden itu tidak mengatakan selebihnya meski dia sudah dalam keadaan mabuk dan pengaruh obat yang ku masukkan diminumannya”“Obat ?” aku menyipitkan mataku. Seketika itu ia mengangkat gaun hitamnya menunjukkan  2 keping tablet berwarna biru yang ku tahu obat itu untuk orang gila yang bisa membuat pikiran mereka tenang dan membentuk khayalan – khayalan baru sehingga tidak sadar apa yang mereka katakan,dengan siapa mereka bicara dan apa yang mereka lakukan.  obat itu juga seperti obat bius yang di gunakan para psikiater untuk mengobati pasiennya.  Dan bukan hanya itu, aku juga melihat sebuah pisau belati kecil di balik stoking hitamnya.  Itu yang membuatku tersenyum kearahnya.“Untuk sekedar jaga – jaga saja” bibirnya tertarik melengkung dan gigi putihnya terlihat jelas di balik senyum nakalnya.  Tanpa ku sadari dia bukanlah wanita bodoh yang tidak bisa mengikuti sebuah permainan justru sebaliknya dia bisa diperhitungkan untuk menjadi pemenang dalam permainan. ***RIBUAN MIL aku melaju dengan  kecepatan hampir mencapai 80km/jam. Tadi pagi sekitar pukul 5.13. aku menghubungi mr.Pound, aku mulai menjelaskan pokok persoalannya begitu aku baru sampai pada setengah cerita ia memotongnya dengan nada setengah terkejut tapi juga menertawaiku. “Aku serius ! sangat sangat serius” tegasku“Lalu kau pikir dengan kabar itu komunitas kita akan berakhir dan tidak ada bibit penerusnya ?”“Ayolah mr.Pound kau sangat tahu bagaimana maksudku kan ?”“Aku mengerti. Sangat mengerti.  Dan sampai saat ini hanya ada satu nama baru di Blackfootstep.”“Apa?!”“Jangan terkejut begitu. Tuan Gusgofa yang menyuruhku menerimanya,ia terlihat sangat brilian dan kami sangat yakin dia bukan salah satu dari mereka bethrew.tolong jangan seolah – olah kau meragukan kami yang lebih lama megabdi untuk Blackfootstep”“Siapa dia?” Jantungku berdetak tidak karuan saat itu. rasanya aku ingin ada kabar baik yang mengatakan kalau mr.Pound baru saja mengigau,tapi sedetik itu juga rasanya mustahil.“Greitra.”
Seorang wanita 2 tahun lebih tua diatasku. Ternyata dia cukup berani untuk bergabung dengan Blackfootstep menjadi pembunuh bayaran. Hanya saja aku merasa aneh, kenapa dia begitu berani dan apa motivasinya bergabung di Blackfootstep ?dan kenapa dia bergabung di saat ada kabar tidak mengenakkan ini ? siapa sebenarnya dia…Kuparkirkan mobilku di depan gedung megah bertingkat 9 yang dikenal sebagai sekolah musik klasik. Tapi bukan disana tujuanku, tepat di blok yang sama dibalik baliho artis sabun dan sederet toko lukisan yang menghiasi kota setiap malam dengan lampu – lampu pencahayaan yang seolah menghidupkan semua lukisan mereka itulah,  terdapat gedung besar yang tidak kalah megahnya dengan sekolah musik tadi. dan disitulah tujuanku. Menemui  tuan Gusgofa yang baru saja datang dari liburan panjangnya.  Aku harus bicara dengannya. Harus.Aku memasuki ruangan dengan lantai dan dinding putih yang menyala. Semua perabotan dan benda yang ada diruangan ini dominan dengan warna putih. Hanya pakaian para penjaga dan pengawal tuan Gusgofa saja yang berwarna hitam. Mata mereka lurus tajam memperhatikan semua gerak gerikku yang berdiri terpaku. Aku juga melihat Mr.Pound yang berdiri di samping tuan Gusgofa. Aku melihatnya membungkuk dan berbisik..  semua yang ada diruangan ini bergaya formal. Berbalik denganku yang hanya memakai hem abu abu polos dan celana jeans hitam. “Aku kesini mungkin kau sudah tau dari Mr.Pound atau kau sudah tau sejak lama—““Ya, aku tahu Bethrew” suaranya berat. Tubuhnya yang tegap berdiri dengan jaz putih dan kaca mata minus yang menggantung di hidung mancungnya juga tongkat di tangan kanannya sama sekali tidak menunjukkan ia seorang lelaki tua yang ringkih atau lebih pantasnya ku panggil kakek itu. Ia masih terlihat gagah dan memiliki aura yang sangat mempesona di setiap senyumnya. “Lalu, apa tidak salah menerima orang lain bergabung di saat seperti ini tuan? aku rasa ini terlalu beresiko” Kataku lebih santai.“Lalu apa pentingnya bagimu, jika Blackfootstep hancur ?” ia berbalik bertanya seperti serangan balik untukku. Aku tidak tahu kalimat apa yang harus ku keluarkan dari mulutku. Ia seperti sudah membaca semua pikiranku.“Kau masih menyimpan dendam untuk paman,bibi dan Forl mu kan ?” ia berjalan maju kearahku sedangkan aku hanya terdiam seribu bahasa dengan tenggorokkan yang tercekat.  “Untuk  itu kenapa kau tidak ingin Blackfootstep hancur. Bukan karena kau benar – benar ingin mempertahankannya. Tapi itu tidak masalah. itu hak mu selama kau masih bisa dan menikmatinya. Perlu kau tahu Blackfootstep membutuhkan pengabdian, Paman bibi dan Forl juga orang – orang dari komunitas ini mati itu karena mereka mengerti dan paham arti pengabdian untuk terus mempertahankan komunitas ini.” kini kami hanya berjarak 2 langkah besar saja. ia menatap mataku dengan tatapan lembut tapi itu membuatku seperti tidak berdaya dihadapannya. Senyumnya dan aura yang terpancar dari dirinya membuatku tidak bisa melakukan apa – apa.“Greitra… dia sangat jenius Bethrew. dia sangat pandai. Multitalenta dan banyak hal yang mengejutkan darinya. Aku bangga padamu karena kau bisa mencari tahu dimana mereka menyembunyikan File penting itu. dan ku harap kau bisa bekerja sama dengannya”“Aku tidak yakin dia dapat membantu tuan.  Ini terlalu sulit—“ Ia berbalik berjalan ke tempatnya semula. Memberikan isyarat kepada salah satu pengawalnya,lalu dengan sigap pengawal itu berjalan keluar ruangan.“Aku memiliki orang kepercayaan,bukan penjilat. Jadi hapus pikiran cemas dan tidak percayamu itu.”Kalimat itu keluar dari mulutnya cukup pedas. Dan kalimat itu juga seperti pengiring begitu pintu ruangan terbuka dan sosok wanita bernama Greitra masuk dengan santai berjalan dan berdiri di sampingku. Kami saling menatap. Ada sorot mata misterius yang ku tangkap dari tatapan matanya yang tajam padaku. Namun,Tubuhnya yang ideal,rambutnya yang panjang bergelombang,penampilannya yang modis itu sama sekali tidak merubah pandanganku padanya. “Bethrew ini Greitra dan Greitra dia Bethrew yang pernah ku ceritakan waktu itu” Mr.Pound saling memperkenalkan kami. Itu membuat kami kembali memperhatikan satu sama lain dan berusaha membaca pikiran lewat gerak gerik yang ada. Aku tidak menyapanya begitu juga sebaliknya. Dia tahu aku tidak begitu nyaman dengan kehadirannya,dan aku tahu dia tidak suka denganku.  Satu yang kulihat darinya. Ia memandangku layaknya aku musuh terbesar sepanjang hidupnya…***Pertemuan dengan Greitra dan sedikit perbincangan sederhana itu tidak sampai 1 jam memang, tapi ada sesuatu dalam diriku yang membuatku sangat ingin kembali berbincang dengannya entah itu apa. tapi aku pastikan itu karena aku sangat mencurigainya dan aku ingin segera menyingkirkannya jika memang semua itu benar . Dua hari setelah pertemuan itu, Sophia terus menghubungiku...Dia belum tahu soal Greitra dan  siapa dia, lagi pula ku rasa dia tidak perlu harus tahu soal itu. namun, ada yang salah. Greitra tahu siapa Sophia terlebih dia tahu hanya Sophia orang terdekatku saat ini. Dia memang pintar selangkah lebih maju dari apa yang aku perkirakan.  Dia mencari tahu siapa mangsanya dan setelah itu dia akan mendapatkan kelemahan mangsanya. Tidak.  Aku tidak boleh gegabah.. aku tidak boleh menunjukkan padanya kalau aku sama sekali belum mengetahui siapa dirinya. Bahkan Waktu dua hari yang ku gunakan untuk mencari tahu siapa Greitra itu tidak menghasilkan apa – apa. aku tidak tahu dimana asal – usulnya siapa keluarganya. Dari mana dia,.. dia sangat berbeda dengan kelinci – kelinciku sebelumnya, kehidupan nya sulit sekali diketahui. “Ada apa dengan Sophia mu Bethrew ?” Greitra memecah lamunanku, aku bahkan tidak sadar kalau kami berada di sebuah kedai  kopi. Aku yang mengundangnya kesini.Hari ini rambutnya berganti model bob dan berwarna  hitam pekat. Wajahnya menjadi berbeda dari kemarin. “Memangnya apa urusanmu,” kataku dingin“Urusanku? Kenapa bertanya kalau aku disini karna teleponmu itu” ia tersenyum, jawabannya lebih dingin dari perkataanku sebelumnya.“Greitra, aku tidak peduli bagaimana tuan Gusgofa mempercayaimu setengah mati. Tapi aku yakin kau salah satu bagian mereka yang ingin menghancurkan kami. Kau dibayar untuk menghancurkan kami kan?”Ia tertawa terkekeh seperti seorang lelaki. Seperti terserang penyakit gila mendadak. “Aku ? kenapa kau terlalu mencurigaiku. Apa kau tahu siapa aku ?” pertanyaan itu, seperti menyinggungku.  Ia menghembuskan nafas “Justru kau harus tahu, kalau aku lebih tau darimu siapa yang membunuh bibi dan paman mu Bethrew..”“Tentu saja kau lebih tau dari pada aku karna itu bagian pekerjaanmu.” Aku menjawabnya dengan santai. Aku tidak ingin terlihat emosi meski dalam hatiku perasaan sedih,marah,sesal  saling berkecamuk disana.Ia mengetuk – ketukkan jarinya di atas meja. Mungkin itu caranya untuk mengendalikan emosi “Well, saat ini kau ada di posisi yang sulit. Sebenarnya kau butuh aku dan aku sangat membutuhkanmu. Kita tidak bisa melawannya sendiri dan –“Aku langsung memotongnya “Jangan membodohiku Greitra.. itu konyol” ku rasakan jantungku mulai berdetak kencang dan darahku terasa panas.“Terserah. Tapi ingat setelah apa yang  kau lakukan.. ku harap kau menjaga Sophia baik – baik setidaknya mulai saat ini”Apa maksudnya ?! apa ini sebuah tantangan? Apa ia dan teman – teman keamanannya itu juga di tugaskan untuk melukai Sophia ?!“Kau orang pertama yang akan ku habisi jika terjadi sesuatu dengan Sophia..Greitra ..!”***Di hari yang tidak bisa ku duga.  Dimana aku merasa ingin sekali dekat dengan Sophia dan aku tak bisa melarikan perasaanku bahwa dia saat ini adalah prioritas utama. Dan memang juga tidak bisa ku pungkiri  kata – kata Greitra waktu itu mampu mengguncang dashyat pikiranku. Greitra bisa membawa malapetaka untukku,komunitasku,juga Sophia. Karena Sophia sudah ku bawa kedalam masalahku secara tidak langsung dan aku membawanya kedalam masalah yang akan menimbulkan bencana besar untuknya. Diluar sana agen – agen rahasia dari kepolisian dan badan –badan khusus keamanan pemerintah sudah mulai  menampakkan taring mereka. Jika memang Greitra salah satu dari mereka berarti bukan hanya aku dan komunitasku yang tamat. Sophia juga,dan aku tidak menginkan itu. lalu bagaimana bisa menghabisi Greitra jika dia sudah menjadi kesayangan tuan Gusgofa ?...huh, Ini diluar batas pemikiranku.                 Sekitar pukul 11 malam, aku mencoba menghubungi Sophia. Aku merasa benar – benar ingin dekat sekali dengannya. Terlepas masalahku dengan Greitra,berkas –berkas itu, dan yang lainnya. Aku juga ingin memastikan ia baik – baik saja. itu membuatku lebih baik jika ia baik – baik saja. aku akan merasa sangat berdosa jika itu terjadi sebaliknya. “Halo,Bethrew ?” suaranya menyapa diseberang sana.Syukurlah….“Hei Sophia, se-sedang apa?” tanyaku sedikit aneh. Aku terlalu berlebihan mencemaskannya.“Hanya bersantai diruang tengah ditemani  cokelat hangat.” Ia diam sejenak sepertinya ia sedang bergerak atau melakukan sesuatu. “Kau sendiri sedang apa ?” tanyanya balik“Berdiri di depan jendela saja sambil menelponmu. Apa ada cerita hari ini Sophia?”Ia diam lagi. Terdengar sepertinya ada hal yang mengganggunya hingga terdengar ia sedang bergerak aktif sekali.  “Sophia ? are you still there ??”“Halo Bethrew ?ya aku disini. suaramu kurang jelas…”“Tapi, aku mendengarmu sangat jelas Sophia..”“Oh ya? .. apa tadi yang kau Tanya?”“Apa ada cerita hari ini?”“Tidak ada, hanya saja aku sendirian saja dirumah mulai hari ini sampai minggu depan. Tidak ada pembantu tetap hanya pembantu part time yang datang di pagi hari. Ayahku membawa mereka semua ke acara keluarga di Kanada…hm.., Bethrew,?”“Ya ?” jawabku.“Bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang kita sayangi ?”  angin apa yang membuatnya menanyakan pertanyaan itu. apa yang dia pikirkan disana?“Hm… menyebalkan” kataku cepat. Dan jawaban itu membuatnya kembali menanyakan pertanyaan yang ku rasa tidak seperti Sophia biasanya.“Menyebalkan? Jawaban yang aneh. Lalu apa kau berani jika nanti kau kehilangan seseorang yang kau sayangi ?” suaranya lembut dan tenang sekali diseberang sana. Tapi itu justru membuatku merasa ganjil sekali.“Justru karena sangat menyebalkan aku sangat berharap tidak ingin merasakannya lagi. Dan berharap sekali kau bukan orang yang membuatku merasa sebal Sophia.”“Maksudnya?” Aku tidak ingin menjawabnya. Aku tahu dia mengerti apa yang ku maksud. Pertanyaannya barusan hanya memancingku saja. aku tidak menjawab pertanyaannya ,dan akhirnya dia tahu kalau aku tidak bisa menjawabnya. Ku rasa dia sangat tahu aku bukan lelaki romantis. Pasti di sana dia sedang senyum bahagia..“Sampai kapan pun sampai kau mau, ku pastikan kau tidak akan kehilanganku Bethrew...”Kata – katanya membuatku merasa nyaman dalam beberapa saat. Ya hanya beberapa saat saja…sampai suara panik Sophia tiba – tiba saja terdengar diseberang sana. “Bethrew?halo? suaramu tidak jelas .. berisik sekali !” “Sophia… aku mendengarmu sangat jelas disini.”
“Bethrew.. halo !” suaranya mulai mengecil. Ia mulai berbisik dengan cepat.. dan dia menjadi ketakutan sekali. Apa yang membuatnya ketakutan?“Bethrew…ha-halo…Bethrew.. ada orang lain masuk rumahku..Bethrew..?Bethrew..Jawab aku!!” “Sophia ! ada apa?aku mendengarmu..” Jantungku berdegub tidak karuan. Sophia menangis. Nafasnya tidak teratur. Dia ketakutan sekali sepertinya. “Sophia !!” Bentakku. Tapi percuma dia tidak menjawab, aku terus menempelkan hanphone ku di telinga. Hanya nafasnya,yang ku dengar.. lalu, suara pintu terbuka juga suara langkah kaki..  “Bethrew..di-dia di sini..pi..pisauu”  ia menangis,suaranya parau. “SOPHIA ! DENGAR AKU ?!! SOPHIA !!” Bletakkk..  suara itu bersamaan dengan teriakkan Sophia.. ia menjerit kesakitan di seberang sana.. dan suara benturan yang berkali – kali meski suara Sophia tidak begitu jelas sekarang, terlalu kecil… sepertinya dia terlalu jauh dari teleponnya. Tidak berpikir panjang, aku langsung berlari keluar apartemen dan mengambil mobil.. aku langsung tancap gas menuju rumah Sophia tanpa mematikan hubungan ke telepon Sophia...Ia terus menjerit kesakitan..ada suara pukulan keras yang bertubi – tubi.tapi aku tidak tahu itu apa. tangisannya yang menjadi – jadi..hingga suara nya mulai hilang dan teleponnya mati mengakhiri semuanya.“tolong jangan terjadi padanya…” Jantungku berdegub tidak karuan..pikiranku juga. Tanganku,punggungku berkeringat dan tubuhku rasanya bergetar. Ada rasa tidak sanggup,pesimis dan sangat ironis yang kurasa. Aku tidak ingin terjadi apa – apa dengan Sophia. Aku ingin dia baik – baik saja, namun seketika bayangan ibuku,paman,bibi,juga forl hadir dalam otakku.. aku semakin takut..***Dengan langkah gontai aku masuk kedalam rumahnya, pintunya tidak terkunci.  Aku semakin ketakutan. Aku takut merasakan hal yang sama seperti yang pernah ku rasakan sebelumnya. Perlahan aku berjalan menuju ruang tengah. Kulihat tv menyala namun sofa dan meja tidak di tempatnya semula. Semua perabotan berantakkan. Dan ada sofa yang letaknya terbalik seperti menutupi sesuatu.. ku harap ini hanya mimpi buruk. Tanganku perlahan menuruni sofa dan kurasa aku sudah mulai tidak sanggup. Aku hampir berlari keruangan lain mencari Sophia. Tapi apa yang ku lihat. Ada sepasang kaki yang indah di bawah sofa itu dengan lantai yang basah oleh cokelat susu.“So-Sophia..” panggilku. Suaraku hampir tidak keluar.  Sofa itu kuangkat perlahan.hatiku terasa sakit sekali.  air mataku langsung jatuh begitu kulihat tubuh Sophia terlentang dengan kepalanya yang terputar mencium lantai yang basah oleh cokelat susu. Leher,tangan,kaki nya lebam. Rambutnya menutupi wajahnya begitu ku singkap ada sayatan pisau di sepanjang tulang pipinya. Matanya seolah menatapku dengan sisa air mata yang mulai mengering. Hatiku sakit. Aku seolah tidak percaya. Kepalaku berputar. Aku merasa dingin dan aku merasa sangat sangat ketakutan. Tubuhku terasa kaku untuk digerakkan dan tenggorokkanku sakit tidak bisa mengeluarkan suara apa – apa. terus ku pandangi tubuh Sophia yang sudah seperti robot dengan bagian –bagian tubuhnya yang berputar kesegala arah. Tidak bisa ku sangka, Malam ini aku kehilangannya. Dan sangat singkat setelah apa yang Sophia katakan untuk tidak meninggalkanku…   dadaku terasa sesak
Setelah pemakaman Sophia. Ayahnya datang dan langsung menghajarku habis – habisan karena tidak bisa menjaga anak kesayangannya. Aku tidak membalasnya. Ku biarkan dia memukulku sepuasnya. Dia ada benarnya aku memang tidak bisa melindungi anaknya justru aku yang membuat semuanya jadi seperti ini.  meski, para polisi menafsir ini sebuah perampokan karena ada beberapa barang berharga yang hilang, buatku itu hanya alibi. Ini dilakukan oleh orang yang sangat pintar. bisa saja ini salah satu dari agen rahasia itu yang ingin menghancurkan ku. Dan dia sangat pintar mengetahui dimana titik kelemahanku. Dan siapa lagi yang bisa mengetahui itu semua kalau bukan GREITRA ?!Aku langsung menghubungi Greitra. Untuk menemuiku di kedai kopi waktu itu kami bertemu. Aku ingin membuat perhitungan dengannya. Ku tunggu dia di meja yang sama seperti kami bertemu. Perasaan yang kelabu itu menyelimutiku bahkan mengikatku hingga aku tak bisa melepasnya,hanya terus menikmatinya dan merasa terpuruklah jalan terbaiknya.  5 menit menunggu akhirnya dia datang dengan baju dan celana hitam. Dia seperti ikut merasakan duka saja.“Aku turut berduka atas kematian Sophia mu.” katanya perlahan “Lalu apa yang bisa ku bantu untukmu?” ia seperti menawarkan sesuatu yang hanya membuatku semakin ingin memotong lidahnya. Aku hanya diam dan menatap matanya sinis. “Kalau tidak ada yang penting lain kali jangan mengajakku bertemu lagi..” ia bergerak hampir bangkit dari tempatnya. Secepat kilat ku dorong meja dan membentur perutnya sangat kuat sekali. Dia jatuh ke lantai sambil memegang perutnya. Semua orang di kedai langsung menyingkir dan ku tahu mereka berpikiran aku sangat kejam memperlakukan wanita seperti itu. tapi aku tidak peduli. Aku ingin menghabisinya tidak peduli dia laki-laki atau wanita.“Bangun !” ku tarik kerah bajunya dan kulempar tubuhnya ke dinding kepalanya terbentur disana,suaranya begitu kuat. Ia meringis kesakitan.“Sudah puas?? Dari awal memang aku sudah mencurigaimu. Aku memperingatkanmu dan kau malah menantangku !! kau salah satu dari mereka”   ku tinju perutnya berkali – kali. Aksiku memang brutal sekali.“Heh! Matamu dimana?otakmu juga dimana?. Masih mencurigaiku dengan kematian Sophia?apa kau terlalu dungu. Sampai hari ini pun kau tidak punya bukti bahwa aku salah satu dari mereka..kenapa tetap memaksa” “DIAM !!” ku kepal tanganku dan ku isi sekuat tenaga untuk mendaratkannya ke wajah Greitra. Tapi aku kalah cepat tangannya kini malah mencengkram tanganku dan memutarnya kebelakang. Aku sedikit kesakitan dan ini masalah buatku. Ternyata Greitra bisa bela diri.“Brengsek!” ku putar tanganku mengikuti cengkramannya. Aku balik kembali menyerangnya berkali – kali. Berkali – kali juga ia bisa menghindar layaknya film action. Ia berputar menghindar lalu gerakkan nya cepat sekali aku tidak bisa mengimbanginya karena aku terlalu lamban dan kaku. “Greitra.. AKU AKAN MEMBU..”BUKK…. Tinjuan dashyat itu mendarat di pelipis ku sebelum aku mengatakan kalimat itu dengan sempurna. Kuat sekali lebih kuat dari benturan batu besar tapi itu bukan bagian pentingnya,tanpa ku sadari dengan tangan yang lainnya dia berhasil melumpuhkanku dengan satu totokkan. Tubuhku terasa lemah tak berdaya. Kepalaku berputar. Penglihatanku mulai samar dan akhirnya menuju gelap. Dan Cuma gelap.     Aku damai sejenak dalam hatiku yang sakit dan perasaan yang awalnya bisa ku lawan namun kini tidak. Seperti sebuah titik klimaks, yang ingin ku akhiri namun tak mampu kulawan. Hanya waktu yang dapat menyimpulkannya entah itu butuh berapa lama, tapi aku tetap berharap aku bisa melaluinya.  ”aku tidak akan pernah lagi melihat lipstick merah tua,eye shadow hijau poka juga mencium parfum menyengat yang tidak kusukai itu lagi seumur hidupku…selamat jalan Sophia. Aku menyayangimu…”  Bethrew.
Tamat .

Jumat, 05 November 2010

Confused


tsunami (Japanese津波 [tsɯnami], lit. 'harbor wave';[1] English pronunciation: /(t)suːˈnɑːmi/ (t)soo-NAH-mee) or tidal wave is a series of water waves (called a tsunami wave train[2]) caused by the displacement of a large volume of a body of water, usually an ocean, but can occur in large lakes. Tsunamis are a frequent occurrence in Japan; approximately 195 events have been recorded.[3] Due to the immense volumes of water and energy involved, tsunamis can devastate coastal regions.
Earthquakesvolcanic eruptions and other underwater explosions (including detonations of underwater nuclear devices), landslides and other mass movements,meteorite ocean impacts or similar impact events, and other disturbances above or below water all have the potential to generate a tsunami.
The Greek historian Thucydides was the first to relate tsunami to submarine earthquakes,[4][5] but understanding of tsunami's nature remained slim until the 20th century and is the subject of ongoing research. Many early geologicalgeographical, and oceanographic texts refer to tsunamis as "seismic sea waves."
Some meteorological conditions, such as deep depressions that cause tropical cyclones, can generate a storm surge, called ameteotsunami, which can raise tides several metres above normal levels. The displacement comes from low atmospheric pressure within the centre of the depression. As these storm surges reach shore, they may resemble (though are not) tsunamis, inundating vast areas of land. Such a storm surge inundated Burma in May 2008.

Characteristics


While everyday wind waves have a wavelength (from crest to crest) of about 100 metres (330 ft) and a height of roughly 2 metres (6.6 ft), a tsunami in the deep ocean has a wavelength of about 200 kilometres (120 mi). Such a wave travels at well over 800 kilometres per hour (500 mph), but due to the enormous wavelength the wave oscillation at any given point takes 20 or 30 minutes to complete a cycle and has an amplitude of only about 1 metre (3.3 ft).[15] This makes tsunamis difficult to detect over deep water. Ships rarely notice their passage.
As the tsunami approaches the coast and the waters become shallow, wave shoaling compresses the wave and its velocity slows below 80 kilometres per hour (50 mph). Its 
wavelength diminishes to less than 20 kilometres (12 mi) and its amplitude grows enormously, producing a distinctly visible wave. Since the wave still has such a long wavelength, the tsunami may take minutes to reach full height. Except for the very largest tsunamis, the approaching wave does not break (like asurf break), but rather appears like a fast moving tidal bore.[16] Open bays and coastlines adjacent to very deep water may shape the tsunami further into a step-like wave with a steep-breaking front.
When the tsunami's wave peak reaches the shore, the resulting temporary rise in sea level is termed 'run up'. Run up is measured in metres above a reference sea level.[16] A large tsunami may feature multiple waves arriving over a period of hours, with significant time between the wave crests. The first wave to reach the shore may not have the highest run up.[17]
About 80% of tsunamis occur in the Pacific Ocean, but are possible wherever there are large bodies of water, including lakes. They are caused by earthquakes, landslides, volcanic explosions, and bolides.


Jorge Lorenzo

Jorge Lorenzo Guerrero(Spanish pronunciation: [ˈxoɾxe loˈɾenso ɣeˈreɾo]; born May 4, 1987 in PalmaBalearic IslandsSpain), is a Spanish professional motorcycle road racer. He is the 2006 and 2007 250cc World Champion,and the 2010 MotoGP World Champion. He is currently a rider in the MotoGP Class, on the Factory Yamaha Team.

Picture again...


Persiba Balikpapan

Persiba, an acronym for Persatuan Sepak Bola Indonesia Balikpapan is an Indonesianfootball club based in Balikpapan, Indonesia. In media, the tautology Persiba Balikpapan is often used and to distinguish the club with another club with the same acronym, Persiba Bantul.Beruang Madu (Malayan Sun Bear) is the club's nick name, taken from the mascot of City ofBalikpapan. Another nickname of Persiba is Selicin Minyak (slippery as oil). It is influenced by the fact that Balikpapan is the center for oil and gas industry of Indonesia. Persiba home stadium is Persiba Stadium with 15,000 capacity.
Persiba plays in the Indonesia Super League, the top rank football competition in Indonesia.Persiba Stadium is their home base.
Currently, Mijo Dadic (defender) holds captaincy ban for Persiba.

Supporters

Persiba supporters are known as PFC or Persiba Fans Club. Another group of Persiba fans club claims themselves as Balistik or Balikpapan Supporter Fanatik. Balistik are members ofEast Kalimantan Supporter Association (Asosiasi Supporter Kalimantan Timur) which covers all football fans throughout East Kalimantan region.

Perserikatan (Union League)

  • 1984: Division 1 Championship

Liga Indonesia

  • 1994/95: Finished 15th in Premiere Division Eastern Conference (Divisi Utama Wilayah Timur)
  • 1995/96: Finished 14th in Premiere Division Eastern Conference (Divisi Utama Wilayah Timur)
  • 1996/97: Finished 9th in Premiere Division Eastern Conference (Divisi Utama Wilayah Timur)
  • 1997/98: League was ceased due to national political issue
  • 1998/99: Relegated to Division I (Finished 6th in Group E - Premiere Division)
  • 1999/00: Championship playoff Division I (Runner-up Eastern Conference)
  • 2001: Finished 4th in Eastern Conference Division I
  • 2002: Finished 5th in Group 4 Division I
  • 2003: Finished 5th in Group D Division I
  • 2004: Promoted to Premiere Division (Finished 4th in Division I Eastern Conference)
  • 2005: Finished 5th in Premiere Division Eastern Conference
  • 2006: Represented Premiere Division Eastern Conference for championship play-off
  • 2007: Finished 7th in Premiere Division Eastern Conference (Qualification for Indonesia Super League 1st season)

Indonesia Super League

  • 2008/09: Finished 12thin Indonesia Super League
  • 2009/10: Finished 3rd in Indonesia Super League

2010-11 Squad

Soccer.Field Transparant.png
Made Wirawan
Indonesia
Muhammadan
Indonesia
Dadic
Croatia
M.Bahtiar
Indonesia
Doni Siregar
Indonesia
Kim Yong Hee
South Korea
Asri Akbar
Indonesia
Pugliara
Argentina
Erick
Indonesia
Aldo Baretto
Paraguay
Khairul Amri
Singapore
Persiba Balikpapan's Starting 11 in their 3-5-2 Formation